Pages

MAKALAH AHLAK 2 JUJUR DAN AMANAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan, penghianatan serta perbuatan curang.
Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang amat erat dengan para Rasul dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 33-34 berikut artinya:

“dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah Balasan orang-orang yang berbuat baik“

Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,”Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT diatas bahwasannya jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam pandangan islam juga dalam pandangan Islam serta dalam pandangan orang-orang beradab dan juga akibatnya yang baik, serta betapa bahayanya berbohong dan mendustakan kebenaran.
Akan tetapi jika kita lihat dan perhatikan tentang kehidupan sosial sekarang bahwa kejujuran sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah jarang kejujuran diaplikasikan dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Begitu pula seseorang orang memiliki sifat amanah adalah orang yang mempunyai sikap mental yang jujur, lurus hati dan dipercaya, jika ada sesuatu dititipkan kepadanya dia biasa menjaga, baik berupa harta benda, rahasia atau berupa tugas dan kewajiban lainnya. Sehingganya orang yang melaksanan amanah ini juga di tegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat an-nisa ayat 58 berikut artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat“


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian jujur?
2.      Apa keutamaan dari jujur?
3.      Apa bahaya dari dusta?
4.      Bagaimana urgensi jujur dan menanamkan kejujuran dalam diri?
5.      Apa yang dimaksud dengan pengertian amanah ?
6.      Apa saja ruang lingkup amanah ?
7.      Apa keutamaan dari amanah?
8.      Apa bahaya jika tidak amanah ?
9.      Bagaimana urgensi dari amanah ?
10.  Bagaimana menanamkan amanah dalam diri ?
                                     
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian jujur.
2.      Untuk mengetahui keutamaan dari jujur.
3.      Untuk mengetahui bahaya dari dusta.
4.      Untuk mengetahui urgensi jujur dan cara menanamkan kejujuran dalam diri.
5.      Untuk mengetahui pengertian amanah.
6.      Untuk mengetahui ruang lingkup amanah.
7.      Untuk mengetahui keutamaan dari amanah.
8.      Untuk mengetahui bahaya jika tidak amanah.
9.      Untuk mengetahui urgensi dari amanah.
10.  Untuk mengetahui cara menanamkan amanah dalam diri.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jujur
Benar atau jujur terjemahan dari bahasa Arab Ash-Shidqu yaitu orang yang selalu berkata benar atau jujur ialah orang yang perkataan dan pemikirannya bertolak dan berlandaskan kebenaran itu sendiri, sehingga tidak ada lagi perilaku yang bertentangan dengan kebenaran itu. Selalu berkata benar (sidik) adalah salah satu sifat Rasul saw. yang sangat masyhur sehingga mengantarkan beliau memperoleh sebutan Al-Amin.[1]
Perilaku jujur merupakan sesuatur yang penting di antara ahlak islam. Untuk memfokuskan dan meneguhkan hal ini jelas dibutuhkan kerja keras. Rasulullah SAW sendiri memberikan perhatian untuk menanamkan perangai itu pada diri anak. Beliau juga memberikan pengarahan kepada kedua orang tua agar membiasakan diri berperilaku jujur, ini dengan maksud agar mereka tidak terperosok kedalam ketidak jujuran yang tercela itu, lalu berbuat bohohong kepada anak yang padaakhirnya nanti akanditiru si anak tersebut.[2]
Jadi, jujur adalah suatu sikap yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan. Apa yang diniatkan oleh hati, diucapkan oleh lisan atau mulut dan ditampilkan dalam perbuatan memang itulah yang sesungguhnya terjadi dan sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Hati nurani senantiasa mengajak manusia kepada kebaikan dan kejujuran.

B.     Keutamaan jujur
Sifat shidiq merupakan sifat yang dijunjung tinggi oleh para Nabi dan Rosul Karena keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam sifat shidiq tersebut.[3]


Keutamaan Sifat Shidiq diantaranya yaitu:
1.      Allah akan memberikan janji yang telah Allah janji kepada orang yang jujur[4]
 
``di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[1208] dan mereka tidak merobah (janjinya)``(QS. Al-Ahzab: 23)

[1208] Maksudnya menunggu apa yang telah Allah janjikan kepadanya.

2.      Shidiq merupakan salah satu sifat yang mulia, karena jujur adalah sifat para Nabi dan Rasul. Sebagaimana firman Allah swt. QS. Maryam ayat 41, 54 dan 56 berikut:

  
41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan[905] lagi seorang Nabi.

[905] Maksudnya: ialah Ibrahim a.s. adalah seorang Nabi yang Amat cepat membenarkan semua hal yang ghaib yang datang dari Allah.

54. dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi.

56. dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.

3.      Shidiq merupakan salah satu pondasi tegaknya agama.
Kata Muhammad bin Ali Al-Katami tegaknya agama Allah di atas tiga pondasi utama yaitu : Al-Haq, Ash-Shidq dan Al-‘Adl.[5] Al-Haq artinya kebenaran pada perilaku. Ash-Shidq kebenaran pada ucapan dan Al-‘Adl kebenaran hati nurani. Orang yang komitmen dengan sifat shidiq akan naik derajatnya di sisi Allah, di cintai manusia, diampuni dosa dan kesalahannya dan kelak dimasukkan kedalam surga bersama-sama dengan para Nabi. Sabda Rasululah saw.
4.      Jujur akan membawa ke surga
Dari Ibnu Mas'ud r.a.dari Nabi SAW, sabdanya:
"Sesungguhnya shidiq akan menentukan kepada perbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun ke surga.  Seseorang itu sungguh melakukan kebenaran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menuntun kepada penyimpangan dan sesungguhnya penyimpangan itu  menjerumuskan kepada neraka. Seseorang sungguh berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)
            Sebagaimana hadis di atas, kejujuran adala suatu kebaikan, dan kebaikan itu menghantarkan sesorangke surga. Sebaliknya, siapa yangberdusta atau tidak berlaku jujur, maka orang tersebut telah berbuat keburukan. Dan keburukan itu menghantarkan pelakunya ke neraka.

5.      Seorang yang jujur berarti dia telah menjadi orang yang sebaik-baiknya teman.
Firman Allah SWT :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’ : 69).
                        Tidakada seorang pun di dunia ini yang tidak menyukai orang yang jujur. Seorang yang jujur pastilah akan dicintai manusia, Rasul dan pastinya Allah swt. maka dari itu, marilah kita berlaku jujur dimanapun dan kapanpun.
6.      Orang yang mempunyai sifat shidiq akan mendapatkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Sabda Rasulullah saw :
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Artinya: Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak  meragukanmu. Karena kejujuran itu merupakan ketenangan dan dusta itu keragu-raguan. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
7.      Orang yang shidiq akan mendapatkan keberkahan dalam berusaha. Sabda Rasulullah saw.
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Artinya: “Dua orang yang melakukan jual beli bisa dengan khiyar selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan terus terang, maka keduanya akan diberikan keberkahan, dan jika keduanya tidak terus terang dan dusta, maka keberkahan jual beli.
Perilaku jujur merupakan satu pilar penting diantara pilar-pilar akhlak Islam. Untuk memfokuskan dan meneguhkan hal ini jelas dibutuhkan kerja keras.[6] Rasulullah saw. sendiri memberikan perhatian pengarahan kepada kedua orang tua agar membiasakan diri berperilaku jujur. Ini dengan maksud agar mereka tidak terperosok ke dalam ketidak-jujuran yang tercela itu, lalu berbuat bohong kepada anak yang pada akhirnya nanti akan ditiru si anak tersebut.


C.    Bahaya Dusta
Dusta yaitu suatu sifat seseorang yang berkata tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada.[7] Artinya, seseorangtersebutberkata dengan kebatilannya atau ketidak tahuannya, bukan berdasarkan informasi yang ada dan logis.
Dusta adalah memberikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran, baik dengan ucapan lisan secara tegas maupun isyarat seperti menggelengkan kepala atau mengangguk. Dan hukum asal berdusta adalah haram bahkan ia termasuk dosa yang paling keji dan aib yang paling buruk.[8]
Sebagaimana yang Allah swt. katakan dalam firman-nya QS. Al-Ankabut ayat 3, karena aib tersebut Allah menguji orang-orang terdahulu. Allah menimpakan teguran dan musibah dengan kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang berdusta (pendusta).

dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu ia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika berkata ia bohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (Muttafaqun ‘alaih. Dan dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin Am’r disebutkan, ‘Apabila ia bertengkar ia berbuat licik’) (Shahih) HR.al-Bukhari no.33, 34 dan Muslim no. 58, 59.
Jadi, pengaruh yang di akibatkan oleh perbuatan jujur akan menimbulkan kebahagiaan (surga) begitu pula sebaliknya perbuatan bohong itu dapat menimbulkan kesengsaraan (neraka), menderita di dunia dan akhirat.
Di antara dampak buruk dan bahaya dusta dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1.       Berdusta membuat pelakunya tidak bisa tenang dan selalu merasa gelisah.
2.       Dusta menjadi penyebab jatuhnya citra, nama baik, dan kehormatan si pelaku. Orang menjadi kehilangan kepercayaan padanya. Bayangkan kalau dalam satu komunitas satu dengan yang lain sudah tidak saling mempercayai.
3.       Dusta menjadi bagian dari bentuk kemunafikan sehingga mengancam eksistensi iman.
4.       jika pendusta selamat dan aman di dunia, ia berhasil membungkus segala kepalsuan, kedustaaan, dan kebohongannya dengan berbagai macam intrik dan tipu daya sehingga orang tetap percaya maka di sisi Allah SWT ia tidak akan bisa selamat. [9]
Begitu tercelanya perbuatan bohong atau dusta, maka janganlah melakukan kebohongan sekecil apapun. [10] Karena itu, tidak ada jalan lain bahwa hidup tenang, bahagia, terhormat, dipercaya, dan sukses dunia akhirat hanya bisa didapat dengan kejujuran. Kejujuran adalah modal dasar orang-orang istimewa.

D.    Urgensi Jujur dan Menanamkan Kejujuran dalam Hati
Berbuat jujur adalah sangatpenting. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas mengenai keutamaan-keutamaannya sangat banyak sekali. Kejujuran merupakan sifat terpuji dan kunci sukses dalam kehidupan sehari-hari. Banyak contoh yang menunjukan bahwa orang jujur selalu disenangi orang lain. Bahkan orang jujur dengan mudah dapat meningkatkan kedudukan dan martabatnya.
Menanamkan jujur di sini dapat diartikan dengan enam makna, yaitu: jujur dalam perkataan, jujur dalam niat dan keinginan, jujur dalam hasrat (azm), jujur dalam memenuhi hasrat, jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam merealisasikan semua maqam agama.[11]
Pertama, jujur perkataan karena ia memberikan suatu informasi. Kedua jujur niat dan perbuatan berkaitan dengan keikhlasannya dalam melakukan segala sesuatu. Ketiga jujur hasrat yaitu hatinya pun ikut merasakan jujur, tanpa bersu`uzan. Keempat jujur jujur memenuhi hasrat. Terkadang orang mudah menyatakan keinginannya namun ia sulit untuk melakukannya. Kelima jujur dalam perbuata. Seseorang harus bersungguh-sungguh dalam melakukan suatuperkerjaan atau suatu perbuatan, tidak setengah-setengah.
Keenam, jujur dalam merealisasikan maqam agama. Misalnya seperti benar-benar khauf dan raja`kepada Allah, bukan khaufdan raja` karena menginginkan sesuatu dan sesaat saja. Inilah tingkatan jujur yang tertinggi, yang tidak banyak orang merealisasikannya.
Salah satu contoh adalah kejujuran Nabi Muhammad sebelum menjadi nabi, ketika beliau diamanahi tugas oleh Siti Khodijah untuk berdagang, karena kejujuran beliau tersebutlah usaha Khodijah semakin maju dan berhasil merauk keuntungan yang besar, kemudian setelah itu pun Khodijah pun jatuh hati pada Muhammad karena kejujurannya itu, hingga akhirnya Muhammad menikah dengan Khodijah janda yang kaya raya itu.
Selain itu kejujuran adalah sikap yang perlu ditanamkan dihati anak-anak kita sejak awal dan harus dipantau setiap waktu pengamalannya setiap waktu dan kesempatan. Dengan mentradisikan sikap bisa dipercaya dan jujur disetiap urusan dilingkungan keluarga, lambat laun seorang anak akan membawa kebiasaan-kebiasaan baik itu pada system baru dimana anak-anak kita akan berinteraksi.
Pola pendidikan yang dilakukan orang tua dampaknya sungguh luarbiasa pada anak-anak kita. Sebaliknya tradisi berbohong, curang, dan tidak jujur disetiap urusan (apalagi didalam keluarga) akan mudah berkembang dalam diri anak-anak. Konsisten dalam ucapan dan perbuatan menjadi perbuatan kepribadian sesorang.
Oleh karena itu, penanaman sikap konsisten ini juga tidak boleh diabaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya agar kelak setelah dewasa, anak kita menjadi orang yang bertanggung jawab, tegas dalam mengemban amanah, santun dalam perbuatan dan kuat dalam pendirian.
E.     Pengertian amanah
Secara Bahasa amanah berarti titipan seseorang kepada orang lain. Ketika seseorang dititipi maka harus dapat memelihara dengan baik. Artinya orang memiliki sifat amanah adalah orang yang mempunyai sikap mental yang jujur, lurus hati dan dipercaya, jika ada sesuatu dititipkan kepadanya dia bisa menjaga, baik berupa harta benda, rahasia atau berupa tugas dan kewajiban lainnya.[12] Sehingganya orang yang melaksanan amanah ini juga di tegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 58 berikut:
* 
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
Amanah merupakan ahlak mendasar yang menjadi karakter Nabi SAW sejak beliau kecil hingga menjadi seorang Nabi. Sampai-sampai kaum musyrikin sendiri menyebut beliau sebagai “orang yang selalu jujur dan terpercaya”. Kemudian pengertian lain adalah ”sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia, atau yang lainnya yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya”.
Menurut bahasa Arab amanah berarti kejujuran, kesetiaan, dan ketulusan hati. Menurut Bey Arifin dan H. Abdullah Said pengertian amanah sebagai berikut:
Dari kitab-kitab tafsir yang terkenal dapat diambil kesimpulan bahwa kata amanah itu salah satu pertanggung jawaban yang hanya dapat dibebankan atas manusia. Dengan demikian maka tampaklah selalu amanah bergandengan dengan hikmat, kebijaksanaan, dan kemanusiaan, amanat adalah suatu tanggungjawab terhadap terlaksananya seluruh kewajiban sosial dan akhlak.[13]
Salah satu contoh perilaku amanah yaitu:
Seprang bendaharawan dipercayakan memegang sejumlah harta benda milik suatu badan atau organisasi. Jika tugas tersebut dilaksanakan dengan jujur dan setia maka dia melaksanakan amanah itu dengan baik dan dapat dikatakan dia sebagai al-amin. Tapi jika ia curang dipandanglah ia khianat atau al-khain.[14]
Sebagai realisasi akhlakul karimah adalah hartawan hendaknya memberikan hak orang lain yang dipercayakan kepadanya, penuh tanggung jawab, ilmuan hendaknya memberikan ilmunya kepada orang yang memerlukan, orang yang diberi rahasia hendaknya menyimpan,  memelihara rahasia itu sesuai dengan kehendak yang mempercayakan kepadanya, pemerintah hendaknya berlaku dan bertindak sesuai dengan tugas kewajibannya,  seseorang mukmin hendaknya berlaku amanah, jujur atas semua anugrah yang Allah SWT berikan dirinya,  menjaga anggota lahir dan anggota batin dari segala maksiat dan wajib mengerjakan perintah-perintah Allah SWT.
F.     Ruang Lingkup Amanah
Amanah merupakan tanda dari keimanan seseorang. Lawan dari sifat amanah adalah munafik. Seperti kita ketahui bahwa sifat munafik memiliki ciri-ciri jika ia bicara maka ia berdusta, bila berjanji ia ingkar, jika dipercaya ia berkhianat  dan bila ia berseteru ia akan jahat.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita ingin menjadi seorang yang amanah yang  jauh dari sifat munafik. Untuk memiliki keutamaan sifat amanah maka kita harus mengethaui ruang lingkup dari sifat amanah.
Berikut adalah ruang lingkup amanah:
1.      Amanah fitrah adalah amanah yang sudah ada sejak kita berada dalam kandungan , yaitu mengakui ke-esaan Allah SWT.
2.      Amanah dakwah  maksudnya setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjadi seorang khalifah di dunia.
3.      Amanah anggota badan, dalam surat An-Nur : 30-31  dijelaskan tentang kewajiban setiap muslim untuk menjaga kemaluan dan tubuh mereka agar terhindar dari ketidak taatan pada Allah SWT (bermaksiat).
4.      Amanah dalam menunaikan hak :
a.       Hak pada Allah yaitu hak tauhid yang berarti hak untuk mengesakan  Allah.
b.      Hak pada makhluk Allah, seperti menjaga barang sewaan atau barang titipan, membayar hutang, menjaga silaturahmi dan hak pada tetangga.
5.      Amanah majelis
Semua majelis adalah amanah kecuali 3 hal yaitu: majelis pertumpahan darah  (namun dalam perang diperbolehkan mengambil hak musuh dan membunuhnya), kemudian majelis hubungan badan yang diharamkan dan majelis perlanggaran terhadap harta orang lain.
6.      Amanah keluarga
Menunaikan semua amanah atau kewajiban terhadap semua anggota keluarga, contohnya :hak istri terhadap suami, hak suami terhadap istri, hak anak terhadap orang tua, hak orang tua terhadap anak.
7.      Amanah kerja profesional
Menuntut setiap  muslim untuk bekerja secara ikhsan. Yaitu bekerja sebaik-baiknya dengan atau tanpa diawasi oleh atasan kita.
8.      Amanah kepemimpinan
Amanah ini ditunjukan dengan sikap : Tidak fanatisme golongan dan memberi kepemimpinan pada ahlinya.

G.    Keutamaan Amanah
a.      Amanah jalan menuju kesuksesan.
Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang memeliharaamanat-amanat (yang dipikulnya) danjanjinya. dan orang-orang yang memeliharashalatnya. Merekaitulah orang-orang yang akanmewarisi” (QS. Al-Mukminun: 8-10)

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhakmenerimanya, dan  apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisaa’: 58)

b.      Merupakan sifat para Rasul, Para Nabi, Orang-orang Mukmin dan para malaikat.

Allah berfirman:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,…” (QS. Asy-Syu’araa’: 107)


“Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:  “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS. Asy-Syu’araa’: 124-125)

H.    Bahaya jika Tidak Amanah
إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
Jika amanah telah disia-siakan, tunggulah saat-saat kehancuran.” Orang Arab Baduwi itu berkata, “Bagaimana amanah itu disia-siakan?” Beliau bersabda, “Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, tunggulah saat-saat kehancuran.” (HR al-Bukhari dan Ahmad).
Imam Ahmad mengeluarkan hadis ini dari Yunus dan Suraij. Imam al-Bukhari mengeluarkannya dari Muhammad bin Sinan dan dari Ibrahim bin al-Mundzir, dari Muhammad bin Fulaih; Yunus, Suraij, Muhammad bin Sinan dan Muhammad bin Fulaih dari Fulaih bin Sulaiman, dari Hilal bin Ali dari Atha’ bin Yasar, dari Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata,
“Ketika Rasulullah saw. berada di suatu majelis dan Beliau sedang berbicara kepada satu kaum, datang kepada Beliau seorang Arab Baduwi dan berkata,
“Kapan kiamat?”
Rasulullah saw. terus saja berbicara. Sebagian orang berkata bahwa Beliau mendengar apa yang dikatakan orang itu, tetapi tidak suka dengan perkataannya. Sebagian yang lain berkata, Beliau tidak mendengar. Hingga saat Beliau selesai berbicara, Beliau bertanya,
“Di mana orang yang bertanya tentang kiamat?” Orang itu menjawab “Saya, ya Rasulullah.” Rasul lalu mengucapkan hadis di atas.

Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Anfaal [8]: 27)


I.       Urgensi Amanah
Diantara sifat para Rasul yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan di dalam Al- Qur'an bahwasanya mereka adalah pemberi Nasihat dan orang-orang yang amanah.
Seseorang yang amanah pasti sangat disenangi oleh Allah dan Rasul-Nya, tentunya akan di senang juga olek makhluk-Nya. Eseorang yang amanahakan selalu dipercaya oleh oranglain. Seseorang yang amanah pasti akan selalu dicari oleh orang lain. Seseorang yang amanah pasti akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Diantara sifat generasi terbaik umat ini adalah orang-orang yang menjaga amanah, karena akan datang generasi sesudah mereka yang berkhianat dan tidak amanah sebagaimana dijelaskan  oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di dalam hadist Imron bin Husain rodhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh al- Imam al-Bukhori dan Imam Muslim di dalam kedua shohihnya.
Adapun di zaman akhir ini jadilah amanah sebagai sesuatu yang langka, sekalipun dikalangan kaum muslimin.Sulit sekali dijumpai pada hari ini orang-orang yang benar dalam amanah. Banyak manusia yang tergiur dengan dunia sehingga lalai dari kewajiban menunaikan amanah. Hal ini terjadi pada semua bidang kehidupan tidak terkecuali bidang ilmu Syar'I yang pada hari-hari ini banyak dimasuki oleh orang –orang yang bukan ahlinya, tidak dari segi kapasitas keilmuan dan tidak juga dari segi adab-adab seorang pengemban ilmu.
J.      Menanamkan amanah dalam diri
Berperilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan dalam Agama Islam. Pemahaman tentang perilaku amanah tersebut harus kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui beberapa cara berikut.
Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keada-an semula. Mungkin kita pernah dititipi suatu barang oleh orang lain seperti buku, pensil, pulpen, atau barang-barang lainnya. Sebagai anak yang amanah kita harus menjaga barang titipan tersebut dengan baik. Pada saat barang titipan tersebut diambil oleh pemiliknya kita harus mengembalikannya seperti keadaan semula.
Menjaga rahasia. Menjaga rahasia merupakan salah satu cara menerapkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang menceritakan rahasianya berarti orang tersebut percaya kepada kita. Dengan demikian, sebagai orang yang dipercaya kita harus dapat menjaga rahasia tersebut.
Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan merupakan amanah yang harus dijaga. Apa pun jabatan yang kita pegang harus kita laksanakan dengan baik. Jabatan sebagai ketua kelas, bendahara kelas, atau jabatan lain yang kamu emban harus kamu laksanakan dengan baik.Teman-teman kita memilih kita menjadi ketua, bendahara; sekretaris, atau jabatan lainnya berarti mereka percaya kepada kita.
Oleh karena itu, kepercayaan tersebut harus kamu jaga dan laksanakan dengan baik. Memelihara dan memanfaatkan nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. dengan baik seperti umur, kesehatan, harta benda, ilmu, lingkungan sekitar, dan anggota tubuh.
Melaksanakan tugas dengan baik. Tugas yang kita emban harus kita laksanakan dengan baik. Kita tidak hanya melaksanakan dengan baik tugas dari Bapak/lbu Guru. Kita juga melaksanakan dengan baik tugas dari orang lain. Apa pun tugas atau amanah yang kita emban, kamu berusaha melaksanakannya dengan baik.
Menjadi pemimpin yang memperhafikan kepentingan orang yang kita pimpin. Mungkin kita menjabat sebagai ketua kelas atau ketua organisasi.Tugas atau jabatan tersebut merupakan amanah. Kita dipercaya oleh teman-teman kita di kelas atau organisasi untuk menjadi pemimpin bagi mereka. Kamu harus melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Kita harus dapat memimpin teman-teman kita dengan adil, rendah hati, dan selalu berusaha memahami serta melaksanakan aspirasi mereka.
Bersikap atau berperilaku jujur. Kadang kita menerima amanah berupa berita yang harus kamu sampaikan kepada orang lain. Pada saat menyampaikan amanah berupa berita hendaknya kita sampaikan dengan jujur. Kamu tidak menambahi atau mengurangi berita yang harus kita sampaikan.
Demikianlah beberapa cara menerapkan perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, agar amanah dapat tumbuh dalam diri orang yang memilikinya, ada beberapa cara yang dapat ditempuh sebagai berikut.
Berperilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari memperkuat diri dengan belajar ilmu agama. Hal ini dapat kita lakukan melalui beberapa cara seperti mengaji, mengikuti kajian-kajian agama, dan membaca buku-buku agama. Berbekal ilmu pengetahuan akan memudahkanmu membedakan perilaku yang amanah dan perilaku tidak amanah. Dengan demikian, kita dapat dengan mudah menghindari perilaku tidak amanah.
Menyadari bahwa amanah merupakan fitrah manusia. Setiap manusia dikaruniai perilaku amanah. Mengap ada manusia yang tidak amanah? Hal ini karena manusia tersebut telah dipengaruhi oleh hal-hal yark ada di luar fitrahnya. Selain itu, setiap orang akan merasa senang melihat seseorang yang berperilaki amanah dan tidak menyukai orang yang khianat. Menjernihkan hati dan jiwa dengan zikir. Saat berzikir kita mengingat Allah Swt. dan berusalk mendekatkan diri kepada-Nya


[1] Mulyadi dan Masan Alfat, Akidah Akhlak, (Semarang: PT. Karya Putra Toha Putra, 2003), hal. 77.
[2] Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi SAW, (Solo: Pustaka Arafah, 2004) hal. 244-245.
[3] Mulyadi, Op. Cit., hal. 79.
[4] Sa`id Hawa, Tazkiyatun Nafs, (Jakarta: Darussalam, 2005), hal. 344.
[5] Muhammad Suwaid, Op. Cit.

[6] Ibid. hal. 224.
[7] Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2013), hal. 31.
[10] Mulyadi, Op. Cit., hal. 80.
[11] Sa`id Hawa, Op. Cit. Hal. 346.
[12] Kasmuri, Op.Cit., hal. 53.
[13]  A. Munir dan Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), hal. 413.
[14] Burhanuddin Salam, Etika Individual, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hal. 172.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Nelly Agustin Education. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online