Pages

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN PEMILIHAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN



BAB II
PEMBAHASAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui, media adalah perantara,[1] yang berasal dari bahasa latin medius,[2] yaitu alat dalam menyampaikan suatu pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat (perantara) yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara anak didik, pengajar dan bahan/materi ajar. Komunikasi tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya bantuan sarana penyampaian pesan atau media yang digunakan.
Sebelum kita menggunakan media dalam pembelajaran pasti kita harus terlebih dulu memilih media tersebut. Dalam pemilihan media pembelajaran kita tidak asal memilih. Namun harus menyesuaikan dengan materi yang kita ajarkan, karakteristik anak didik, dan ketentuan-ketentuan lainnya. Sehingga media yang kita gunakan dapat sesuai, efektif dan efisien dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Pembahasan mengenai pemilihan media dalam pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut.
A.      Media Jadi dan Media Rancangan dalam Pembelajaran
Arief S. Sukandi mengemukakan bahwa media pengajaran ditinjau dari segi kesiapan pangadaannya dapat dikelompokan kepada dua jenis yaitu media jadi dan media rancangan. Pembahasan mengenai keduanya akan dijelaskan sebagai berikut.
1.        Media Jadi
Disebut media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasar dan dijual secara bebas dan keadaan siap pakai (media by utilization).[3]
Dari bahasan di atas, dapat dipahami bahwa media jadi adalah media pembelajaran yang siap pakai, dan tidak memerlukan adanya perubahan pengurangan atau penambahan lagi. Media yang selalu dipakai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Media jadi juga dikatakan terdapat di pasar dan dijual secara bebas. Misalnya adalah buku pelajaran Agama Islam.
Kelebihan dari media jadi ini adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sedangkan kekurangan dari media jadi adalah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat.[4]
Dari paparan di atas dapat diartikan bahwa media jadi sangat membantu pendidik dalam menyampaikan pembelajaran secara efisien, karena pendidik tidak perlu merancang sendiri media pemebelajaran yang membutuhkan banyak tenaga, waktu yang lama, dan biaya yang tidak sedikit. Namun, dilain sisi jarang sekali media jadi yang sesuai dengan seluruh tujuan pembelajaran. Artinya hanya sesuai dengan beberapa tujuan dalam pembelajaran. Karena pada dasarnya setiap wilayah tidaklah sama karakteristiknya. Misalnya, di kota dan di desa.
Contoh media jadi adalah buku pendidikan agama Islam. Dengan hanya menggunakan buku sebagai media, tidak semua anak didik memahami apa yang disampaikan gurunya. Karena karakteristik dari setiap anak didik berbeda-berbeda dalam memahami setiap materi yang disampaikan guru.
2.        Media Rancangan
Disebut media rancangan karena perlu didesain dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design).[5]
Dari bahasan di atas, dapat dipahami bahwa media rancangan adalah media yang baru dirancang atau dipersipkan secara khusus untuk tiap-tiap tujuan pembeljaran tertentu. Yang hanya dapat dipergunakan pada awal pembelajaran saja, atau pertengahan pembelajaran atau akhir pembelajaran saja.
Media rancangan adalah media yang yang dipersiapakan setelah adanya media jadi yang menjadi acuan pertama dalam media pembelajaran. Karena media rancangan adalah media pelengkap setelah adanya media jadi. Maksudnya media rancangan berguna untuk lebih memperinci pembahasan dari media jadi, sehingga materi yang akan disampaikan dari media jadi akan lebih mudah ditangkap oleh anak didik.
Misalnya, media rancangan untuk sub bab jenazah adalah patung jenazah, kain kafan dan lain sebagainya. Ini hanya dapat digunakan pada subbab jenazah pada mata pelajaran Agama Islam. Sedangkan untuk sub bab berwudhu memerlukan air sebagai medianya. Begitupun untuk pembelajaran-pembelajaran lainnya, media rancangan yang dipakai pada pembelajaran A pasti tidaklah selalu dapat dipergunakan pada pembelejaran yang lain (pembelajaran B, C, atau D).
Pada intinya, media rancangan adalah alat/media yang dirancang untuk melengkapi media jadi. Dan tidak semua media rancangan dapat digunakan pada sub bab dalam tujuan tertentu dalam media jadi.
Media rancangan memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya.[6] Dari paparan tersebut dapat diartikan bahwa untuk mendapatkan atau mebuat media jadi tidak segampang yang dibayangkan, namun membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

B.       Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
Beberapa dasar penyebab seorang guru memilih media pembelajaran antara lain:
1.        Bermaksud mendemostrasikan media pembelajaran[7]
Dari paparan di atas dapat diartikan bahwa dasar seorang pendidik dalam memilih suatu media pembelajaran adalah unntuk mengenalkan media pembelajaran itu sendiri kepada anak didiknya. Apa sajakah media yang dapat digunakan dalam pembeljaran, dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang ada. Contohnya adalah pada mata kuliah media pembelajaran ini.
2.        Ia merasa sudah akrab dengan media itu[8]
Pendidik merasa sudah akrab dengan media pembelajaran. Dapat diartikan bahwa pendidik sudah terbiasadalam menggunakan media pem,belajaran tersebut. Misalnya papan tulis atau proyektor transparansi yang sudah sering digunakan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.
3.        Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret[9]
Dalam artian bahwa pendidik merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri. Misalnya media visual yang berupa gambar grafik atau diagram. Dengan gambar ini anak didik akan lebih mudah melihat perbedaan yang timbul di antara satu sama lainnya.
4.        Menarik minat  dan perhatian sisiwa, serta terstruktur dan terorganisir[10]
Dari bahasan dasar pertimbangan pemilihan media yang terakhir ini dapat diartikan bahwa media yang dipilih dapat memfokuskan siswa pada pokok bahasan, tidak membuat mereka merasa bosan, namun membuat mereka tertarik dan menyukai gaya dari penyampaian materi dengan adanya media tersebut. Selain itu, pendidik juga dapat lebih berurutan dalam menyapaikan materi ajarnya, karena memiliki media pembelajaran sebagai yang telah tersusun secara urut sebagai acuan. Artinya di dalam media tersebut telah tertuliskan materi mana yang harus disampaikan pertama dan materi mana yang disampaikan di akhir (terstruktur dan terorganisir). Dalam artian lain bahwa materi tersebut di mulai dari yang mudah kemudian baru kemateri yang lebih rumit.
Misalnya slide dalam powerpoint yang dibuat berwarna dan bergerak, sehingga menarik perhatian siswa. Namun, cara menggerakkannya dimulai dari atas hingga bawah atau dari materi awal hingga akhir.
Jadi, yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.

C.      Kriteria Pemlihan Media Pembelajaran
Sebelum kita mengetahui kriteria pemilihan media pembelajaran yang baik. Terlebih dahulu yang harus kita ketahui adalah apa yang dimaksud dengan kriteria. Kriteria adalah ukuran dasar penilaian sesuatu. Mengukur suatu hal dengan menilainya, apakah baik atau kurang baik, atau malah sangat tidak baik.
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dalam konteksnya bahwa media merupakan komponen-komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta produser penilainnya juga perlu dipertimbangkan.[11]
Dari ungkapan di atas dapat diartikan bahwa pemilihan media tidak hanya melihat dari dari isi dan tujuan pembelajaran saja, namun juga harus melihat dari kriteria lainnya. Kriteria tersebut dapat berupa sesuainya media dengan karakter siswa, stratergi belajar mengajar, waktu yang diberikan, benyaknya kelompok belajar dan prosedur penilaian yang dipilih guru.
Kita bisa memilih media pembelajaran berdasarkan beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
1.        Praktis, luwes dan bertahan
Hal ini berhubungan dengan keakraban pengajar dengan media, ketersediaan media setempat, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung.[12]
Dari bahasan di atas  dapat diartikan keakraban pengajar dengan media adalah pengajar tidak hanya mengetahui, tetapi juga memahami media tersebut, baik cara pakai dan perawatannya. Misalnya apabila pengajar tidak mengetahui bagaimana cara penggunaan media pengajaran maka akan menyulitkan pengajar itu sendiri, dan akan menghabiskan waktu yang lama dalam pembelajaran.
Media yang dipilih juga dapat digunakan di mana saja dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana saja.[13]
Dengan kata lain kriteria ini dikatakan praktis, luwes dan bertahan karena memudahkan pendidik dalam mendapatkan dan menggunakan media tersebut, memudahkan pendidik dalam merawat media, dan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung jalannya media tersebut.
2.        Mutu teknis
Hal ini berkaitan dengan terpenuhinya persyaratan bahwa media yang dipilih mampu untuk merangsang dan mendukung proses belajar peserta didik.[14]
Dapat diartikan bahwasannya seorang pendidik dalam memilih media pembelajaran harus cermat, yaitu media pembelajaran tersebut dapat mendukung dalam proses pembelajaran yang nantinya peserta didik mampu memahami apa materi pembelajaran yang kita sampaikan, bukan sebaliknya.
Dengan kata lain kriteria ini menunjukkan pada kemudahan dalam penyampaian materi kepada peserta didik atau dalam praktek pembelajaran. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
3.        Sesuai dengan tujuan yang dicapai
Artinya dalam pemilihan media harus berdasarkan tujuan intruksional yang mengacu kepada tiga ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik. [15]
Dari papara tersebut dapat diartikan bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari pembeljaran tersebut. Misalnya, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat membandingkan antara beberapa data. Maka media yangdigunakan adalah grafik. Contoh lain adalah media permainan, tujuan yang ingin dicapai adalah sikap kejujuran siswa dalam permainan tersebut.
4.        Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.[16]
Dari kriteria pemilihan media pembelajaran ini dapat diartikan bahwa dalam memilih media pembelajaran dibutuhkan pertibangan mengenai penempatan dari media itu sendiri. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menyelesaikan tugas-tugas sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran untuk membantu mempermudah bukan mempersulit guru.
Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap, jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar dan mengajar. Tetapi jika media membawa pada kesulitan, sebaikannya media tersebut tidak dipakai atau tidak dipilih.
5.        Guru terampil menggunakannya.
Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.[17]
Kriteria diatas menekankan kepada seorang pendidik untuk lebih memahami media yang dipakai dalam proses pembelajaran tersebut. Contohnya seorang guru menggunakan proyektor slide film, dan komputer, tetapi seorang guru belum mampu menggunakan media tersebut.

D.      Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Prosedur atau cara pemilihan media pembelajaran menurut Soeparno adalah sebagai berikut:[18]
1.        Hendaknya mengetahui karakteriatik setiap media
2.        Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
3.        Hendaknya memilih media yang sesuai dengan metode yang kita gunakan
4.        Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan
5.        Hendaknya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah siswa, usia siswa, maupun tingkat pendidikannya
6.        Hendaknya memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat media dipergunakan
7.        Janganlah memilih media denagn alasan barang tersebut baru atau barang tersebut satu-satunya yang kita miliki
Dari prosedur pemilihan media menurut Soeparno di atas dapat diartikan bahwa sebelumkita memilih sebuah media dalam pembelajaran kita harus memiliki beberapa langkah yang harus kita jalani. Seperti mengetahui kriteria dari setiap media, guna dari media tersebut, sehingga nantinya akan relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan kita laksanakan. Hendaknya media yang kita pilih juga sesuai dengan metode yang kita gunakanl; sesuai dengan karakteristik anak didik kita;  sesuai dengan kondisi, situasi dan lingkungan tempat kita, mengajar atau melakukan pembelajaran; dan tidk semata-mata karena media tersebut adalah satu-satunya yang kita punya, artinya kita harus berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan dalam pembelajaran.
Dilihat dari bentuknya, prosedur dalam pemilihan media dapat dikelompokkan menjadi tiga model, yaitu model flowchart, model matriks, dan model checklist.[19]
sikap
visual
keterampilan
Siaran radio

Siaran tv

fisik
Siaran radio dengan tutor
verbal
Siaran tv
Siaran radio
Drama radio
Drama tv
Sikap verbal
tujuan
Model flowchart adalah prosedur pemilihan media yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi. Prosedur ini dapat digunakan untuk pemilihan media jadi maupun media rancangan. Contohnya[20]:
 



Siaran tv dengan tutor
 
                                                                                                   Ya          Tidak
               Ya                     Tidak
Model matriks adalah prosedur yang lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan. Pada model  matrik pemilihan media dilakukan dengan menagguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Contohnya adalah media yangdikembangkan Wilbur Schramm yang ingin melihat kesesuaian media dengan tingkat kesulitan pengendali oleh pemakai. Model ini di kemudian ditambah dan diadaptasi lagi leh Miarso, seperti berikut:

Kontrol
media
Untuk di rumah
Siap setiap saat
Terken-dali
Mandiri
Timbal balik
Televisi
Radio
Film
Slide
Buku
Komputer
Permainan
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Sulit
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Sulit
Ya
Ya
Sulit
Tidak

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya

Model checklist adalah prosedur yang lebih sesuai dengan pemilihan media jadi. Model checklist ini juga menagguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.


[1]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 3.
[2] Sutirman, Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 15.
[3] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 83.
[4] Ibid., hlm. 83-84.
[6] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 83.
[7] Ibid., hlm. 84
[8]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 67.
[9] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan.
[10] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.
[11] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, hlm. 86.
[12]Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 39.
[13] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 75.
[14]Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab.
[15]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 74.
[16] Ibid., hlm. 75-76.
[17] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 76.
[18]Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 37-38.
[19] Arief S. Sadiman, Media Pendidika, hlm. 87.
[20] Ibid., hlm. 89.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Nelly Agustin Education. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online