Pages

Butiran Hikmah Kisah Seorang Laki-Laki yang Hidup untuk Pengalaman Bukan untuk Makan Uang untuk Ilmu dan Masa Depan Anak

    

Hidup untuk Pengalaman Bukan untuk Makan
Uang untuk Ilmu dan Masa Depan Anak

Hari itu Sabtu, disuatu siang yang terik, saya mencari sesosok manusia yang tepat untuk ditelusuri dan dijadikan  contoh dalam perjalanan hidup ini. Dari seberang ke seberang, dari depan, samping kanan kiri, dan belakang saya masih mencari dan mengobservasi. Terlihat oleh saya sosok seorang laki-laki paruh-baya. Sesosok yang selalu saya lihat ketika saya singgah di Masjid Taqwa. Saya beranikan diri untuk mendekat dan mohon izin wawancara.
Setelah bapak-bapak tersebut mengizinkan mulailah saya mengutarakan maksud dan tujuan saya dan mewawancarai beliau. Beliau bernama Dedi. Pak Dedi saya menyapa beliau dengan akrab. Pak Dedi asli orang Metro, sejak lahir memang sudah di Metro.
Pendidikan pak Dedi dari jenjang SD sampai SLTA bertepatan di Metro pula. Setelah pak Dedi lulus SLTA. Pak Dedi melanjutkan pendidikan beliau di Jakarta. Teptnya di BSI atau Kampus Kuliah Umum. Beliau kuliah hanya sampai semester dua. Ujar pak Dedi, beliau bosan dengan suasana kuliah. Toh tujuan utama beliau ke Jakarta adalah untuk mencari pengalaman, teman dan ilmu serta teman baru sebanyak-banyaknya.
Beliau berada di Jakarta selama sepuluh tahun, dari tahun 2005 sampai tahun 2015. Pak Dedi di Jakarta kerja serabutan, yang penting halal. Setelah beliau mengalami kebosanan dan kejenuhan dengan suasana ibu kota yang sumpek. Akhirnya pak Dedi memutuskan diri untuk pulang kampung. Pak Dedi menyadari hidup dirantauan bukanlah hidup yang sejati dan membahagiakan. Hidup yang bermakna adalah hidup yang selalu berbakti dan selalu berada di dekat orangtua tercinta.
Sesampainya pak Dedi di Metro, kampung halaman tercinta. Beliau berusaha mencari pengalaman baru dan perkerjaan, guna menambah ilmu dan memenuhi hobi serta kebutuhan beliau. Pak Dedi berkerja sebagai Petugas parkir di masjid Taqwa Metro Pusat dari tahun 2015samapai dengan saat ini 2017.
Tidak hanya sebagai petugas parkir, pak Dedi juga menjaga keamanan dan kebersihan masjid. Tergambar dengan cerita beliau yang sering membantu mengamankan dan membersihkan masjid dari hal-hal yang tidak baik dengan batuan teman-teman sepertjuangan beliau pastinya. Meskipun tidak ada uang gaji dari masjid untuk tindakat tersebut. Namun, pak Dedi tetap ikhlas melakukan perkerjaan tersebut tanpa mengharap balasan dari pihak-pihak tertentu.
Setelah beberapa bulan berlalu, pak Dedi dikenalkan temannya dengan seorang gadis. Gadis yang baik menurut temannya tersebut. Pak Dedi melihat bahwa gadis tersebut adalah gadis yang baik. Walaupun pendidikan dan perkerjaan gadis tersebut lebih tinggi, namun pak Dedi tidak merasa minder atau rendah diri. Malah di dalam diri pak Dedi tumbuh kebanggaan karena memiliki teman (calon istri) yang berpendidikan dan berkarir.
Akhirnya pak Dedi menikahi gadis tersebut. Dari pernikahan tersebut lahirlah gadis mungil nan lucu. Gadis manis itu bernama Latifah. Anak kesayang pak Dedi dan istrinya. Sekarang Latifah berusia 20 bulan. Ketika ayah dan ibunya pergi berkeja sering dimomong neneknya. Terkadang juga dibawa ayahnya ke tempat berkerja di parkiran Masjid Taqwa.
Ketika saya bertanya bagaimana keadaan rezeki bapak dan harapan bapak kepada anak bapak? Pak Dedi dengan qona’ah menjawab “alhamdulillah rezeki yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga cukup”. Kemudian, harapan kepada anak beliau, pak Dedi dengan lantang dan tegas menjawa, “saya berharap semoga anak saya selalu dekat dengan Allah swt. ketika anak telah dekat dengan Allah swt. pasti dia juga dekat dengan orangtua dan oranglain. Namun, tidak sebaliknya, ketika anak jauh dari Allah swt. makaia juga akan jauh dari makhluk-Nya.
MasyaAllah sekali jawaban pak Dedi ini. Saya sampai terharu. Bahkan pak Dedi mengungkapkan akan memasukkan anaknya kedalam pondok pesantren berbasis Tahfidz. Sehingga anaknya hafal Al-Qur’an, memahami agama dan menhadi anak yang shalihah. “Walaupun biaya yang dikeluarkan besar, tidak mengapa” ujar pak Dedi. Lebih baik uang tersebut digunakan untuk kemaslahatan dan ilmu bagi masa depan anak beliau.
Begitulah kisah dari pak Dedi denga kehidupannya. Sosok yang selalu taat pada Allah swt. Royal dengan sesama, mencinyai keluarga, memprioritaskan agama dan menghargai pengalaman serta Ilmu. Semoga kita selaku pembaca kosah ini dapat memahami dan mengambil hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Nelly Agustin Education. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online