Pages

MAKALAH Pengaruh Bahasa Lain terhadap Bahasa Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Belakangan ini banyak sekali kita melihat masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia tapi tidak sesuai dengan kaidah dan aturan Bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mulai dari kalangan pelajar menengah pertama, pelajar menengah umum, hingga mahasiswa; masyarakat pedesaan hingga perkotaan; guru TK, SD, SLTP, SLTA, bahkan dosen; buruh bahkan pegawai-pegawai kantoran maupun pemerintahan. Dapat dikatakan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik yang benar sudah benar-benar mulai berkurang.
Kalimat-kalimat yang diucapkan telah tercampr oleh bahasa-bahas asing. Mulai dari bahasa daerah hingga bahasa luar negara. Misalnya Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahas Lampung; dan Bahasa Inggris, Bahasa Korea; dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia?
2. Apakah yang dimaksud dengan preposisi?
3. Apakah yang dimaksud dengan konjungsi?
4. Apakah yang dimaksud dengan keterangan?
5. Bagaimanakah susunan unsure sintaksis?
6. Bagaimanakah pemakaian unsure sintaksis?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia.
2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan preposisi.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konjungsi.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterangan.
5. Mengetahui bagaimana susunan unsure sintaksis.
6. Mengetahui bagaimana pemakaian unsure sintaksis.


BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa memainkan peran penting dalam hidup kita. Barang kali karena lazimnya, jarang sekali kita memperhatikannya, dan lebih menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernapas atau berjalan. Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa, yang membedakan manusia dengan binatang-binatang.[1] Pengaruh yang baik maupun pengaruh yang buruk.
A. Pengaruh Bahasa Lain terhadap Bahasa Indonesia
            Pengaruhdapat berupa perubahan. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran, sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasanya.Dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing.Hal tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa.Bahasa Inggris yang telah menjadi raja sebagai bahasa internasional terkadang memberi dampak buruk pada perkembangan Bahasa Indonesia.Kepopuleran Bahasa Inggris menjadikan Bahasa Indonesia tergeser pada tingkat pemakaiannya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian Bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan daripada Bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan.
Contoh:Masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan ungkapan:
1.      No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”,
2.      “Stop” untuk “berhenti”,
3.      “Exit” untuk “keluar”,
4.      “Open House” untuk penerimaan tamu”, di rumah pada saat lebaran,
dan masih banyak contoh lain yang mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.[2]
                        Pada masa sekarang ini, bahasa Inggris sepertinya sangat diminati oleh masyarakat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia.Karena saat ini adalah masa globalisasi, dan Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa internasional.
                        Bahasa Inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam Negara kita.Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
                        Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di negaranya sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan Bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin.Keadaan yang begitu berlawanan dengan sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena menyepelekan pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan.
                        Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk mencarikan anak-anaknya bimbingan Bahasa Inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti itulah sedikit gambaran Bahasa Inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan.
Namun ada juga pendapat lain dari responden, yaitu Bahasa Inggris tidak berpengaruh apa-apa dalam Bahasa Indonesia, karena Bahasa Inggris memang bahasa internasional, menggunakan Bahasa Inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan zaman saat ini.
                        Bahasa manusia berbeda dengan apa yang dibuat binatang-binatang yang menyerupai tanda-tanda, bahkan binatang yang mengunakan suara-suara, karena mengandung banyak perbedaan.[3] Manusia juga menggunakan tanda-tanda seperti halnya binatang-binatang. Tapi di sini, tanda-tanda yang digunakan manusia sangat berbeda jauh dengan tanda-tanda binatang tersebut.
1.    Dampak Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia.
Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negatif, tidak terkecuali dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa Inggris terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia ini.
a.      Dampak positif:
1)      Dapat mengikuti perkembangan di dunia
Karena bahasa Inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perkembangan di dunia dengan dapat menggunakan Bahasa Inggris.
2)     Perkembangan Indonesia melalui masyarakatnya yang memahami bahasa lain.
b.     Dampak negatif
1)      Menggeser Bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa lain/asing.
2)      Lama-kelamaan Bahasa Indonesia akan punah.

2.    Sebab-sebab Terjadinya Variasi Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia
a.       Interferensi
Alwi, dkk, menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari Bahasa Jawa, misalnya dianggap pemerkayaan Bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan Bahasa Inggris oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi. Chaer memberikan batasan interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakanitu.
Misalnya, masyarakat lebih cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta “welcome” untuk “selamat datang”.

b.      Integrasi
Chaer, menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dan bahasa yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya.
Contoh kata yang berintegrasi antara lain montir, riset, sopir, dongkrak.
c.       Alih kode ( code swiching) dan Campur kode (code mixing)
Alih kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67). Campur kode adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya terjadi dalam situasi santai (Chaer, 1994: 69)
Biasanya dalam berbicara dalam bahasa Indonesia dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa daerah. Sebaliknya juga bisa terjadi dalam berbahasa daerah tercampur unsur-unsur bahasa Indonesia.Dalam kalangan orang terpelajar seringkali Bahasa Indonesia dicampur dengan unsur-unsur Bahasa Inggris.
3.    Langkah-langkah Pencegahan Pergeseran Pemakaian bahasa Indonesia
a.       Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa[4]
Dengan adanya lembaga pendidikan, akan mempermudah untuk pengajaran dan pembiasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mulai sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dibiasakan dan dituntut untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian pembinaan yang dilaksanakan akan mudah untuk dijalankan dan diterapkan.
b.      Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pemahaman bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya tidak sembarangan didapatkan begitu saja, namun perlu adanya pembelajaran secara sungguh-sungguh. Dimulai sejak dini hingga kini.
c.       Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
Seperti yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 36 Bab XV, “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”. Sebagai dasar yuridis.
Pasal 25 (ayat 1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. (ayat 2) Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. (ayat 3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa
Sudah menjadi anggapan umum bahwa dalam perkembangan suatu peradaban peranan bahasa pada umumnya sangat dominan dan khususnya fungsi bahasa tertulis. Bagi Homo Pictus (simbolicus), kode-kode (tanda-tanda) sebagai abstraksi dari realitas atau informasi tentang realitas itu merupakan alat utamanya.[5] Maksud yang dapat kita ambil di sini adalah bahasa tertulis dapat digunakan sebai bukti relitas adanya suatu bangsa.
Dengan adanya undang-undang kebahasaan, dapat membuat bangsa Indonesia lebih menghormati bahsanya sendiri, walaupun dengan sedikit terpaksa karena adanya undang-undang tersebut.
                             
4.    Cara Supaya Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
                        Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang  dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini,
a.      Tambahan untuk pelajaran Bahasa indonesia
                                   Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah akan membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
b.      Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali
Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP dan SMA sudah jarang sekali kita temui pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa daerah.Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah.Sehingga bahasa daerah sudah banyak digunakan.
c.       Lebih mengutamakan Bahasa Indonesia dari pada Bahasa inggris.
                                    Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris. Sehingga Bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa indonesia         
d.      Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
                       Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa, dan telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia.Walaupun belajar bahasa asing, namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh ditinggalkan.

           5. Kata Serapan
            Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh.Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka. Oleh karena itu, dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, meminjam atau menyerap unsur asing dengan sendirinya.[6]
Berikut kata serapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia[7]:
1. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, dan Q.
Contoh:
Inggris
Ucapan
Indonesia
Certificate
Se(r)tifikeit
Sertifikat
Censor
Sensor
Sensor
Canteen
Kantiin
Kantin
Corruption
Korapsien
Korupsi
Check
Cek
Cek
Charter
Carter
Carter
Chocolate
Cokeleit
Coklat
Character
Karakte(r)
Karakter
Quality
Kwoliti
Kualitas
Quantity
Kwontiti
Kuantitas
Quota
Kwota
Kuota
Quiz
Kwiz
Kuiz

2. Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “-tion” dan “-sion”, berubah menjadi “-si
Contoh:
Inggris
Indonesia
Arti
Adoption
Adopsi
Mengangkat(anak)
Association
Asosiasi
Himpunan,ikatan
Attension
Atensi
Perhatian
Calculation
Kalkulasi
Perhitungan
Combination
Kombinasi
Kumpulan
Condition
Kondisi
Keadaan
Deportasion
Deportasi
Pengusiran WNA dari suatu Negara
Discussion
Diskusi
Pembicaraaan
Deviation
Deviasi
Penyimpangan
Emotion
Emosi
Perasaan
Vibration
Vibrasi
Getaran
Transportstion
Transportasi
Pengangkutan
Suggestion
Sugesi
Dorongan jiwa

3. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir “-ty” akan berubah menjadi “-tas” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris
Indonesia
Arti
Activity
Aktivitas
Kegiatan
Facility
Fasilitas
Sarana
Integrity
Integritas
Sifat jujur
Priority
Prioritas
Yang diutamakan
Quality
Kualitas
Mutu
Reality
Realitas
Kenyataan
University
Universitas
Perguruan tinggi
Namun,  hal ini tidak berlaku untuk kata:
Inggris
Indonesia
Arti
Comodity
Komoditi
Barang dagangan
Penalty
Penalty
Hukuman
Royalty
Royalty
Pembayaran kepada pemegang hak cipta.

4. Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-nt” akan berubah menjadi “-n” dalam bahasa Indonesia
Contoh:
Inggris
Indonesia
Arti
Argument
Argument
Bantahan
Component
Komponen
Bagian dari suatu alat
Dominat
Dominan
Unggul
Element
Elemen
Unsure
Patent
Paten
Hak paten
Statement
Statemen
Pernyataan
Namun, Hal ini tidak berlaku untuk kata-kata berikut:
Inggris
Indonesia
Arti
Comment
Komentar
Pendapat
Investment
Investasi
Penanaman modal
Argument
Argumentasi/argument
Sanggahan

5. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ism” akan berubah menjadi “-isme” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris
Indonesia
Arti
Antogonism
Antagonism
Bertentangan
Dualism
Dualism
Bersifat men-dua
Egoism
Egoism
Mementingkan diri sendiri
Organism
Organism
Mahluk hidup
Optism
Optismisme
Rasa percaya diri yang kuat

B. Presosisi
            Preposisi (Bahasa Latin):prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata depanadalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nominaatau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.[8]


1.      Penggolongan
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
a.    Preposisi yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah,
contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya.
Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini", "ditempat", dibawah", "diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas", "kebawah" yang seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di atas", "di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".
                                
b.    Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
c.    Preposisi yang menandai waktu. Misalnya hingga, hampir.
d.   Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.
Contoh preposisi:[9]Rizalmembeliberas ketanuntuk Sekar
                                           S          P                O                K

Kata preposisi yang berasal dari bahasa lain atau serapan dari bahasa lain sejauh ini belum ditemukan oleh penulis. Namun penulis melampirkan preposisi dalam bahasa lain:
Before             : sebelum
Behind                        : di belakang
Below              : di bawah
Beneath           : di bawah
Beside             : di samping
Aside from      :selain
C. Konjungsi
            Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah kalimat,  klausa, paragraf atau lebih.
Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu kata yang sama dapat merupakan preposisi.
1.      Fungsi konjungsi menghubungkan :
  • Kata dengan kata.
  • Frasa dengan frasa.
  • Klausa dengan klausa.
  • Kalimat dengan kalimat.
  • Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
2.      Sejumlah kata konjungsi, antara lain:
  • dan
  • atau
  • tetapi
  • ketika
  • seandainya
  • supaya
  • walaupun
  • seperti
  • oleh karena
  • sehingga
  • bahwa
3.      Jenis-jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya dikelompokkan menjadi tiga bentuk:
a.    Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih.
Ada tiga macam konjungsi, yaitu:
1)      Konjungsi korelatif
Konungsi ini menhubungkan du buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara
Macam-macam konjunsi korelatif:
·      Baik...maupun...
·      Tidak hanya...tetapi(...)juga...
·      Bukan hanya...melainkan...
·      Apa(kah)...atau...
Contoh:
·      Baik Rizki maupun Ahmad keduanya adalah anak yang baik.
·      Budi bukan hanya pelukis yng handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.

2)      Konjungsi subordinatif
Konjungsi yang menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama.
Macam-macam konjungsi subordinatif:
·      ...sebelum...
·      Jika...maka...
·      ...agar...
Contoh:
·      Hidayat telah pergi ke Jakarta sebelum Ahmad datang menyusulnya.
·      Jika aku kaya, maka aku akan dermawan.

3)      Konjungsi koordintif
Konjungsi yang menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.
Macam-macam konjungsi koordinatif
·      ...dan...
·      ...tetapi...
·      ...atau..
Contoh:
·      Cahya membeli buku dan baju di toko itu.
·      Aisah ingin pergi namun tidak diizinkan oleh ayahnya.
b. Konjungsi antar kalimat
            . Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antar kalimat dengan kalimat yang lain.
Macam-macam konjungsi antar kalimat:
1)      Menyatakan konsekuensi akibat: dengan demikian, akibatnya, konsekuensinya.
2)      Menyatakan kesediaan melakukan sesuatu: biarpun demikian/begitu, walaupun demikian/begtu, meskipun demikian/begitu.
3)      Menyatakan suatu kebalikan dari pernyataan sebelumnya: sebaliknya, berbeda dengan.
4)      Menyatakan keadaan yang sebenarnya terjadi: bahwasanya, sebenarnya, sesungguhnya.
Contohnya:
1)      Diki suka sekali menolong orang banyak. Akibatnya, dia menjadi popular dikampusnya.
2)      Adik Fahri adalah mahasiswa yang sangat cerdas. Sebliknya, Fahri adalah adik yang sangt bodoh.
c.Konjungsi antar paragraf
                Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata yang menghubungkan antar paragraf.
Macam-macam konjungsi antar paragraf:
·         Terlebih lagi.
·         Di samping.
·         Oleh karena itu.

Konjungsi serapan yang berasal dari bahasa asing sejauh ini penulis belum temukan. Tetapi konjungsi yang dimaksudkan dalam bahsa asing sebagai berikut akan penulis lampirkan:
1)      Konjungsi setara
Contonya: Both . . . and . . .  = Baik . . . maupun . . .
Misalny: Both George and John are smart students in their class.  (Baik George maupun John adalah siswa yang pandai di kelas)
2)      Konjungsi tidak setara
Contohnya: Because/for/as/since = karena
Misalnya: She doesn’t come to school today because she gets ill today.
(Dia tidak datang ke sekolah karena dia sakit hari ini)

D. Keterangan
            Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut, tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.
1.      Jenis-Jenis Keterangan
a.    Keterangan waktu
Keterangan waktu dapat berupa hari, tahun, bulan, jam, dan lainnya.
b.    Keterangan tempat
Keterangan ini biasanya ditandai dengan adanya preposisi.
c.    Keterangan sebab
Keterangan sebab biasanya ditandai dengan adanya kata karena.
d.   Keterangan tujuan
Ditandai dengan adanya kata untuk atau demi, supaya dan agar.
e.    Keterangan cara
f.     Tambahahan

Keterangan serapan yang berasal dari bahasa asing sejauh ini sudah ada beberapa yang penulis temukan. Yang berikut akan penulis lampirkan:
1.      Keterangan tempat
Contohnya: istana (berasal dari bahasa Persi)
2.      Keteranagan suatu benda
Contohnya: almari dan meja ( berasal dari bahasa Portugis), serta perisai (berasal dari bahas Tamil).
3.      Dan keterangan-keterangan lainnya, contohnya: yang berasal dari Bahasa Arab yaitu: akal, nasihat, rukun; yang berasal dari Bahasa Persi: nahkoda. Yang berasal dari Bahasa Tamil : mahligai.

E. Susunan Unsur Sintaksis
            Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa  yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase.[10]Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur yang ada dalam kalimat, klausa, dan frase adalah juga merupakan unsur-unsur sintaksis.
            Sintaksis adalah cabang ilmu tata bahasa yang menyangkut atau mengatur susunan kata di dalam suatu klumat. Agar susunan tersebut benar (sesuai kaidah bahasa Indonesia) atau sesui aturan dan tidak rancu.[11]
Unsur-Unsur Sintaksis adalah:
1.      Subyek/subjek (S)
Subyek adalah unsur pelaksana dalam suatu kalimat tau klausa.
2.      Predikat (P)
3.      Objek/obyek (O)
4.      Pelengkap (Pel)
5.      Keterangan (Ket)
Susunan unsur sintaksisi minimal terdiri atas dua unsur, maka dapat dikatakan susunan sintaksis. Atau dapat juga disebut dengan kalimat dasar tipe S-P.[12]
Salah satu contohnya adalah:
sayamemasaknasi gorengdidapurbersama Ibu Tutikemarin.
  S          P                  O            KT                Pel             KW

F. Pemakaian Unsur Sintaksis
            Pemakaian unsur sintaksis berarti penggunaan dari unsur-unsur sintaksis tersebut. Seperti contoh yang telah tertera di atas, satu dengan yang lainnya unsur-unsur sintaksis tersebut digabungkan. Sehingga terbentuklah satu kalimat, frase, ataupun klausa. Yang paling sedikitnya terdiri atas dua unsur.
            Pemakaian unsur sintaksis di sini dapat dikatakan adalah penggunaannya. Unsur sintaksis digunakan untuk menyusun sebuah/lebih frasa, klausa ataupun kalimat, serta paragraf sekalipun.
            Pemakaian yang dimaksudkan adalah supaya, kata-kata yang ada dapat membentuk sebuah kalimat yang sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah tertera di atas dan penganalisisan penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.      Pengaruh bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia akan menyebabkan timbulnyapengaruh positif dan negatif.
a.Pengaruh positif
1) Menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mahir dan pandai bahasa lain,
2) menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang tidak ketinggalan zaman,
3) masyarakat Indonesia lebih bisa berinteraksi dengan  baik pada orang asing (jika bertemu dengan orang asing).
b. Pengaruh negatif
1)   Terpinggirnya Bahasa Indonesia
2)   Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia,
3)   Kesenjangan sosial,
4)   Konflik sosial,
5)   Bangsa lain akan encela Bangsa Indonesia.

2.      Cara-cara yang dapat digunakan untuk mencegah dampak negatif dari masuknya bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia dan untuk menumbuhkan Bahasa Indonesia.
a.       Menjadikan lembaga pendidikan sebagai tempat yang benar-benar dapat menumbuhkan berbahasa Indonesia yang baik dan benar,
b.      Menumbuhkan rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia, dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,
c.       Mengajarkan Bahasa Indonesia sedini mungkin pada anak,
d.      Menetapkan Undang-Undang Kebahasan.

3.      Preposisi dapat disebut juga kata sambung (kata yang menghubungkan antar kata), namun berbebtuk kata depan. Contohnya: di, ke, untuk, dan lain-lain.
4.      Konjungsi pun hampir sama dengan preposisi, namun konjungsi adalah kata sambung yang menghubungkan berbagai jenis bentuk tata bahasa, mulai dari kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, maupun antar paragraf.
5.      Keterangan adalah salah satu unsur kalimat yang menerangkan tentang informasi di dalam suatu kalimat.
6.      Susunan unsur sintaksis dapat dikatakan sama dengan susunan unsur kalimat. Yaitu S-P-O-K-Pel.
7.      Penggunaan unsur sintaksis yaitu pemakaian unsur sintaksis tersebut sehingga menjadi sebuah kalimat maupun paragraf yang sesuai dengan kaidah tata bahas yang baik dan benar.

B.       Saran

Tentulah makalah yang penulis tulis ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, penuis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada rekan-rekan yang membaca makalah ini umumnya, dan kepada dosen pengampu khususnya. Guna perbaikan diwaktu yang akan datang.
                                          












DAFTAR PUSTAKA

Alwi.1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
Bloomfield, Leonard.1995. Language Bahasa. Jakarta: PT Gramedia  Pustaka Utama.




Marheni. 2005. Buku Tuntunan Membuat Karya Ilmiah. Mojokerto.
.
Sayoga.2001. Pengaruh Bahasa  Inggris pada Pembentukan Kosa-Kata  Baru Berbahasa Indonesia. Bandung: CVAngkasa. Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.

Tangiran, Henry Guntur.1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

Sudirin. 2014.Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa. Metro: STAIN Jurai Siwo Metro.

Verhaar, J. W. M. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. cet:7


[1]Leonard Bloomfield, Language Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia  Pustaka Utama, 1995), hal. 1
[3]Leonard Bloomfield, Language Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia  Pustaka Utama, 1995), hal. 24
[5]Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 233.
[8] Alwi, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998), Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
[9] J. W. M. Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, cet:7), hal. 162.
[10] Henry Guntur Tangiran, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1984), hal. 6.
[11] J. W. M. Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, cet:7), hal. 11.
[12] Sudirin, Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro, 2014), hal. 39.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Nelly Agustin Education. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online