BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Belakangan ini
banyak sekali kita melihat masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia tapi
tidak sesuai dengan kaidah dan aturan Bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mulai
dari kalangan pelajar menengah pertama, pelajar menengah umum, hingga
mahasiswa; masyarakat pedesaan hingga perkotaan; guru TK, SD, SLTP, SLTA,
bahkan dosen; buruh bahkan pegawai-pegawai kantoran maupun pemerintahan. Dapat
dikatakan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik yang benar sudah benar-benar mulai
berkurang.
Kalimat-kalimat
yang diucapkan telah tercampr oleh bahasa-bahas asing. Mulai dari bahasa daerah
hingga bahasa luar negara. Misalnya Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahas Lampung;
dan Bahasa Inggris, Bahasa Korea; dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
pengaruh bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia?
2. Apakah yang dimaksud dengan
preposisi?
3. Apakah yang dimaksud dengan
konjungsi?
4. Apakah yang dimaksud dengan
keterangan?
5. Bagaimanakah susunan unsure
sintaksis?
6. Bagaimanakah
pemakaian unsure sintaksis?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh bahasa lain
terhadap Bahasa Indonesia.
2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan
preposisi.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
konjungsi.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterangan.
5. Mengetahui bagaimana susunan unsure
sintaksis.
6. Mengetahui bagaimana pemakaian
unsure sintaksis.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa memainkan peran penting dalam hidup kita. Barang
kali karena lazimnya, jarang sekali kita memperhatikannya, dan lebih
menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernapas atau berjalan. Bahasa
mempunyai pengaruh yang luar biasa, yang membedakan manusia dengan
binatang-binatang.[1]
Pengaruh yang baik maupun pengaruh yang buruk.
A. Pengaruh
Bahasa Lain terhadap Bahasa Indonesia
Pengaruhdapat berupa perubahan. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya
berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran, sejalan dengan
perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan
banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasanya.Dalam perkembangan masyarakat
modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih
intelek untuk menggunakan bahasa asing.Hal tersebut memberikan dampak terhadap
pertumbuhan Bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa.Bahasa Inggris yang telah menjadi raja
sebagai bahasa internasional terkadang memberi dampak buruk pada perkembangan Bahasa Indonesia.Kepopuleran Bahasa Inggris menjadikan Bahasa Indonesia tergeser pada
tingkat pemakaiannya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian Bahasa
Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh
adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering
digunakan daripada Bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan.
Contoh:Masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan ungkapan:
1. “No
Smoking” daripada “Dilarang Merokok”,
2. “Stop”
untuk “berhenti”,
3. “Exit”
untuk “keluar”,
4.
“Open House”
untuk ”penerimaan
tamu”, di rumah pada saat lebaran,
dan
masih banyak contoh lain yang mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia
lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.[2]
Pada masa
sekarang ini, bahasa Inggris sepertinya sangat diminati oleh masyarakat, bukan
saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia.Karena saat ini adalah
masa globalisasi, dan Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa
internasional.
Bahasa
Inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu
bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa
Indonesia sangat diperlukan dalam Negara kita.Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan
kemerdekaan kita.
Pengaruh
yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di negaranya
sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan Bahasa
Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti Bahasa Inggris,
Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin.Keadaan yang begitu berlawanan
dengan sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat
Indonesia dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi
ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah
karena menyepelekan pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata
pelajaran yang diujikan.
Bahkan
sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk
mencarikan anak-anaknya bimbingan Bahasa Inggris. Bagi
pemerolehan bahasa anak dan juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu
mengenal Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah sebagai
bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti itulah sedikit gambaran
Bahasa Inggris yang
sekarang sudah lebih diutamakan.
Namun ada juga pendapat lain dari
responden, yaitu Bahasa Inggris tidak berpengaruh apa-apa dalam Bahasa
Indonesia, karena Bahasa Inggris memang bahasa internasional, menggunakan Bahasa
Inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan zaman saat ini.
Bahasa
manusia berbeda dengan apa yang dibuat binatang-binatang yang menyerupai
tanda-tanda, bahkan binatang yang mengunakan suara-suara, karena mengandung
banyak perbedaan.[3]
Manusia juga menggunakan tanda-tanda seperti halnya binatang-binatang. Tapi di
sini, tanda-tanda yang digunakan manusia sangat berbeda jauh dengan tanda-tanda
binatang tersebut.
1.
Dampak Bahasa
Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia.
Segala sesuatu pasti menimbulkan
dampak positif dan negatif, tidak terkecuali dengan judul yang
penulis angkat yaitu pengaruh bahasa Inggris
terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia ini.
a.
Dampak
positif:
1) Dapat mengikuti perkembangan di dunia
Karena bahasa Inggris
adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perkembangan di
dunia dengan dapat menggunakan Bahasa Inggris.
2) Perkembangan Indonesia melalui masyarakatnya yang memahami
bahasa lain.
b.
Dampak negatif
1)
Menggeser Bahasa
Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa lain/asing.
2)
Lama-kelamaan Bahasa Indonesia akan
punah.
2.
Sebab-sebab
Terjadinya Variasi Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia
a. Interferensi
Alwi, dkk,
menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari Bahasa Jawa, misalnya dianggap
pemerkayaan Bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan Bahasa Inggris
oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa kita. Hal
tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi. Chaer memberikan batasan
interferensi adalah terbawa masuknya
unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya
penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakanitu.
Misalnya,
masyarakat lebih cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk
“tarik”, serta “welcome” untuk “selamat datang”.
b. Integrasi
Chaer, menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari
bahasa lain yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai
sebagai bagian dan bahasa yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya
memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah
disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya.
Contoh
kata yang berintegrasi antara lain montir, riset, sopir, dongkrak.
c.
Alih kode ( code swiching) dan Campur kode (code mixing)
Alih
kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa
tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67).
Campur kode adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan
biasanya terjadi dalam situasi santai (Chaer, 1994: 69)
Biasanya
dalam berbicara dalam bahasa Indonesia dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa
daerah. Sebaliknya juga bisa terjadi dalam berbahasa daerah tercampur
unsur-unsur bahasa Indonesia.Dalam kalangan orang terpelajar seringkali Bahasa Indonesia dicampur dengan
unsur-unsur Bahasa
Inggris.
3.
Langkah-langkah
Pencegahan Pergeseran Pemakaian bahasa Indonesia
a.
Menjadikan Lembaga Pendidikan
Sebagai Basis Pembinaan Bahasa[4]
Dengan adanya lembaga pendidikan, akan mempermudah untuk
pengajaran dan pembiasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mulai sejak
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dibiasakan dan dituntut untuk
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian pembinaan yang
dilaksanakan akan mudah untuk dijalankan dan diterapkan.
b.
Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar
Pemahaman bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya
tidak sembarangan didapatkan begitu saja, namun perlu adanya pembelajaran
secara sungguh-sungguh. Dimulai sejak dini hingga kini.
c.
Diperlukan Adanya Undang-Undang
Kebahasaan
Seperti yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 36 Bab XV, “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”.
Sebagai dasar yuridis.
Pasal 25 (ayat 1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa
resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai
dengan dinamika peradaban bangsa. (ayat 2) Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri
bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta
sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. (ayat 3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa
Sudah menjadi anggapan umum bahwa dalam perkembangan
suatu peradaban peranan bahasa pada umumnya sangat dominan dan khususnya fungsi
bahasa tertulis. Bagi Homo Pictus (simbolicus), kode-kode (tanda-tanda) sebagai
abstraksi dari realitas atau informasi tentang realitas itu merupakan alat
utamanya.[5]
Maksud yang dapat kita ambil di sini adalah bahasa tertulis dapat digunakan
sebai bukti relitas adanya suatu bangsa.
Dengan adanya undang-undang kebahasaan, dapat membuat
bangsa Indonesia lebih menghormati bahsanya sendiri, walaupun dengan sedikit
terpaksa karena adanya undang-undang tersebut.
4.
Cara Supaya
Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
Saat
masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap
bahasa Indonesia/ bahasa daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada
beberapa cara supaya sikap nasonalisme berbahasa Indonesia tidak
berkurang dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah
memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini,
a.
Tambahan
untuk pelajaran Bahasa indonesia
Tambahan
pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah akan membuat para
siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu siswa
juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
b.
Pelajaran
bahasa daerah dihidupkan kembali
Pada saat
ini, di sekolah-sekolah SMP dan SMA sudah jarang sekali kita temui
pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa
daerah.Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak
semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah.Sehingga bahasa daerah
sudah banyak digunakan.
c.
Lebih
mengutamakan Bahasa Indonesia dari pada Bahasa
inggris.
Masyarakat
lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa pemersatu
bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris. Sehingga Bahasa
Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa
indonesia
d.
Lebih dapat
mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa, dan telah
disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus lebih
mencintai dan menghargai bahasa Indonesia.Walaupun belajar bahasa asing, namun
nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh
ditinggalkan.
5. Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa atau lebih
tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada
kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit
bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi
pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti
mudah menerima pengaruh.Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur
bahasa yang bersifat terbuka. Oleh karena itu, dalam kontak bahasa akan terjadi
saling pengaruh, meminjam atau menyerap unsur asing dengan sendirinya.[6]
Berikut kata
serapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia[7]:
1.
Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch,
dan Q.
Contoh:
Inggris
|
Ucapan
|
Indonesia
|
Certificate
|
Se(r)tifikeit
|
Sertifikat
|
Censor
|
Sensor
|
Sensor
|
Canteen
|
Kantiin
|
Kantin
|
Corruption
|
Korapsien
|
Korupsi
|
Check
|
Cek
|
Cek
|
Charter
|
Carter
|
Carter
|
Chocolate
|
Cokeleit
|
Coklat
|
Character
|
Karakte(r)
|
Karakter
|
Quality
|
Kwoliti
|
Kualitas
|
Quantity
|
Kwontiti
|
Kuantitas
|
Quota
|
Kwota
|
Kuota
|
Quiz
|
Kwiz
|
Kuiz
|
2.
Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “-tion” dan “-sion”,
berubah menjadi “-si”
Contoh:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Adoption
|
Adopsi
|
Mengangkat(anak)
|
Association
|
Asosiasi
|
Himpunan,ikatan
|
Attension
|
Atensi
|
Perhatian
|
Calculation
|
Kalkulasi
|
Perhitungan
|
Combination
|
Kombinasi
|
Kumpulan
|
Condition
|
Kondisi
|
Keadaan
|
Deportasion
|
Deportasi
|
Pengusiran WNA dari suatu Negara
|
Discussion
|
Diskusi
|
Pembicaraaan
|
Deviation
|
Deviasi
|
Penyimpangan
|
Emotion
|
Emosi
|
Perasaan
|
Vibration
|
Vibrasi
|
Getaran
|
Transportstion
|
Transportasi
|
Pengangkutan
|
Suggestion
|
Sugesi
|
Dorongan jiwa
|
3.
Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir “-ty” akan
berubah menjadi “-tas” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Activity
|
Aktivitas
|
Kegiatan
|
Facility
|
Fasilitas
|
Sarana
|
Integrity
|
Integritas
|
Sifat jujur
|
Priority
|
Prioritas
|
Yang diutamakan
|
Quality
|
Kualitas
|
Mutu
|
Reality
|
Realitas
|
Kenyataan
|
University
|
Universitas
|
Perguruan tinggi
|
Namun,
hal ini tidak berlaku untuk kata:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Comodity
|
Komoditi
|
Barang dagangan
|
Penalty
|
Penalty
|
Hukuman
|
Royalty
|
Royalty
|
Pembayaran kepada pemegang hak
cipta.
|
4.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-nt” akan
berubah menjadi “-n” dalam bahasa Indonesia
Contoh:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Argument
|
Argument
|
Bantahan
|
Component
|
Komponen
|
Bagian dari suatu alat
|
Dominat
|
Dominan
|
Unggul
|
Element
|
Elemen
|
Unsure
|
Patent
|
Paten
|
Hak paten
|
Statement
|
Statemen
|
Pernyataan
|
Namun,
Hal ini tidak berlaku untuk kata-kata berikut:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Comment
|
Komentar
|
Pendapat
|
Investment
|
Investasi
|
Penanaman modal
|
Argument
|
Argumentasi/argument
|
Sanggahan
|
5.
K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ism” akan
berubah menjadi “-isme” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris
|
Indonesia
|
Arti
|
Antogonism
|
Antagonism
|
Bertentangan
|
Dualism
|
Dualism
|
Bersifat men-dua
|
Egoism
|
Egoism
|
Mementingkan diri sendiri
|
Organism
|
Organism
|
Mahluk hidup
|
Optism
|
Optismisme
|
Rasa percaya diri yang kuat
|
B. Presosisi
Preposisi (Bahasa
Latin):prae,
"sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata
depanadalah kata yang
merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya
diikuti oleh nominaatau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk,
atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.[8]
1. Penggolongan
Cara
penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan.
Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
a. Preposisi yang
menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah,
contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya.
Kesalahan yang
paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini",
"ditempat", dibawah", "diatas", "ditengah",
"kemana", "kesana", "kesini", "keatas",
"kebawah" yang seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di
tempat", di bawah", "di atas", "di tengah",
"ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke
atas", "ke bawah".
b. Preposisi yang
menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
c. Preposisi yang
menandai waktu. Misalnya hingga, hampir.
d. Preposisi yang
menandai sebab. Misalnya demi, atas.
Contoh preposisi:[9]Rizalmembeliberas ketanuntuk Sekar
S P O K
Kata preposisi yang berasal dari bahasa
lain atau serapan dari bahasa lain sejauh ini belum ditemukan oleh penulis.
Namun penulis melampirkan preposisi dalam bahasa lain:
Before : sebelum
Behind : di belakang
Below : di bawah
Beneath : di bawah
Beside : di samping
Aside from :selain
C. Konjungsi
Konjungsi atau kata
sambung adalah kata untuk
menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan
sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
Konjungsi adalah suatu kata tugas atau
kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah kalimat, klausa, paragraf atau lebih.
Konjungsi tidak
dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya
menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu
kata yang sama dapat merupakan preposisi.
1.
Fungsi konjungsi menghubungkan :
- Kata dengan kata.
- Frasa dengan frasa.
- Klausa dengan klausa.
- Kalimat dengan kalimat.
- Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
2. Sejumlah kata
konjungsi, antara lain:
- dan
- atau
- tetapi
- ketika
- seandainya
- supaya
- walaupun
- seperti
- oleh karena
- sehingga
- bahwa
3. Jenis-jenis
Konjungsi
Berdasarkan
fungsinya dikelompokkan menjadi tiga bentuk:
a. Konjungsi antar
klausa
Konjungsi antar
klausa adalah kata hubung yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih.
Ada tiga macam
konjungsi, yaitu:
1) Konjungsi
korelatif
Konungsi ini menhubungkan du buah
klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara
Macam-macam konjunsi korelatif:
· Baik...maupun...
· Tidak hanya...tetapi(...)juga...
· Bukan
hanya...melainkan...
· Apa(kah)...atau...
Contoh:
· Baik Rizki
maupun Ahmad keduanya adalah anak yang baik.
· Budi bukan
hanya pelukis yng handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.
2) Konjungsi
subordinatif
Konjungsi yang menghubungkan dua buah
klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama.
Macam-macam konjungsi subordinatif:
· ...sebelum...
· Jika...maka...
· ...agar...
Contoh:
· Hidayat telah
pergi ke Jakarta sebelum Ahmad datang menyusulnya.
· Jika aku kaya,
maka aku akan dermawan.
3) Konjungsi
koordintif
Konjungsi yang menghubungkan dua buah
klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang
sederhana.
Macam-macam konjungsi koordinatif
· ...dan...
· ...tetapi...
· ...atau..
Contoh:
· Cahya membeli buku
dan baju di toko itu.
· Aisah ingin
pergi namun tidak diizinkan oleh ayahnya.
b. Konjungsi antar kalimat
.
Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antar kalimat
dengan kalimat yang lain.
Macam-macam
konjungsi antar kalimat:
1)
Menyatakan konsekuensi akibat: dengan demikian,
akibatnya, konsekuensinya.
2)
Menyatakan kesediaan melakukan sesuatu: biarpun
demikian/begitu, walaupun demikian/begtu, meskipun demikian/begitu.
3)
Menyatakan suatu kebalikan dari pernyataan sebelumnya:
sebaliknya, berbeda dengan.
4)
Menyatakan keadaan yang sebenarnya terjadi: bahwasanya,
sebenarnya, sesungguhnya.
Contohnya:
1)
Diki suka sekali menolong orang banyak. Akibatnya, dia
menjadi popular dikampusnya.
2)
Adik Fahri adalah mahasiswa yang sangat cerdas.
Sebliknya, Fahri adalah adik yang sangt bodoh.
c.Konjungsi
antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata yang
menghubungkan antar paragraf.
Macam-macam
konjungsi antar paragraf:
·
Terlebih lagi.
·
Di samping.
·
Oleh karena itu.
Konjungsi serapan
yang berasal dari bahasa asing sejauh ini penulis belum temukan. Tetapi
konjungsi yang dimaksudkan dalam bahsa asing sebagai berikut akan penulis
lampirkan:
1)
Konjungsi setara
Contonya: Both . . . and . . . = Baik . . . maupun . . .
Misalny: Both George and John
are smart students in their class. (Baik
George maupun John adalah siswa yang pandai di kelas)
2)
Konjungsi tidak setara
Contohnya: Because/for/as/since
= karena
Misalnya: She doesn’t
come to school today because she gets ill today.
(Dia tidak datang ke sekolah karena dia sakit hari ini)
D. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang
memberikan informasi lebih lanjut, tentang sesuatu yang dinyatakan dalam
kalimat.
1.
Jenis-Jenis Keterangan
a.
Keterangan waktu
Keterangan waktu dapat berupa hari,
tahun, bulan, jam, dan lainnya.
b.
Keterangan tempat
Keterangan ini biasanya ditandai dengan
adanya preposisi.
c.
Keterangan sebab
Keterangan sebab biasanya ditandai
dengan adanya kata karena.
d.
Keterangan tujuan
Ditandai dengan adanya kata untuk atau
demi, supaya dan agar.
e.
Keterangan cara
f.
Tambahahan
Keterangan
serapan yang berasal dari bahasa asing sejauh ini sudah ada beberapa yang
penulis temukan. Yang berikut akan penulis lampirkan:
1. Keterangan
tempat
Contohnya: istana (berasal dari bahasa Persi)
2. Keteranagan
suatu benda
Contohnya: almari dan meja ( berasal dari bahasa
Portugis), serta perisai (berasal dari bahas Tamil).
3. Dan
keterangan-keterangan lainnya, contohnya: yang berasal dari Bahasa Arab yaitu: akal, nasihat,
rukun; yang berasal dari Bahasa Persi: nahkoda. Yang berasal dari Bahasa Tamil : mahligai.
E. Susunan Unsur Sintaksis
Sintaksis
adalah salah satu cabang tata bahasa
yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase.[10]Jadi,
dapat dikatakan bahwa unsur-unsur yang ada dalam kalimat, klausa, dan frase
adalah juga merupakan unsur-unsur sintaksis.
Sintaksis adalah cabang ilmu tata
bahasa yang menyangkut atau mengatur susunan kata di dalam suatu klumat. Agar
susunan tersebut benar (sesuai kaidah bahasa Indonesia) atau sesui aturan dan
tidak rancu.[11]
Unsur-Unsur
Sintaksis adalah:
1.
Subyek/subjek (S)
Subyek adalah
unsur pelaksana dalam suatu kalimat tau klausa.
2.
Predikat (P)
3.
Objek/obyek (O)
4.
Pelengkap (Pel)
5.
Keterangan (Ket)
Susunan unsur
sintaksisi minimal terdiri atas dua unsur, maka dapat dikatakan susunan
sintaksis. Atau dapat juga disebut dengan kalimat dasar tipe S-P.[12]
Salah satu
contohnya adalah:
sayamemasaknasi gorengdidapurbersama
Ibu Tutikemarin.
S P O KT Pel KW
F. Pemakaian Unsur Sintaksis
Pemakaian unsur sintaksis berarti
penggunaan dari unsur-unsur sintaksis tersebut. Seperti contoh yang telah
tertera di atas, satu dengan yang lainnya unsur-unsur sintaksis tersebut
digabungkan. Sehingga terbentuklah satu kalimat, frase, ataupun klausa. Yang
paling sedikitnya terdiri atas dua unsur.
Pemakaian unsur sintaksis di sini dapat
dikatakan adalah penggunaannya. Unsur sintaksis digunakan untuk menyusun
sebuah/lebih frasa, klausa ataupun kalimat, serta paragraf sekalipun.
Pemakaian yang dimaksudkan adalah
supaya, kata-kata yang ada dapat membentuk sebuah kalimat yang sesuai dengan
kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan
yang telah tertera di atas dan penganalisisan penulis, dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1.
Pengaruh bahasa lain terhadap Bahasa
Indonesia akan menyebabkan timbulnyapengaruh positif dan negatif.
a.Pengaruh
positif
1) Menjadikan Bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang mahir dan pandai bahasa lain,
2) menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat
yang tidak ketinggalan zaman,
3) masyarakat Indonesia lebih bisa
berinteraksi dengan baik pada orang
asing (jika bertemu dengan orang asing).
b. Pengaruh negatif
1)
Terpinggirnya Bahasa Indonesia
2)
Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia,
3)
Kesenjangan sosial,
4)
Konflik sosial,
5)
Bangsa lain akan encela Bangsa
Indonesia.
2.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk
mencegah dampak negatif dari masuknya bahasa lain terhadap Bahasa Indonesia dan
untuk menumbuhkan Bahasa Indonesia.
a.
Menjadikan lembaga pendidikan sebagai
tempat yang benar-benar dapat menumbuhkan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar,
b.
Menumbuhkan rasa cinta terhadap Bahasa
Indonesia, dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,
c.
Mengajarkan Bahasa Indonesia sedini
mungkin pada anak,
d.
Menetapkan Undang-Undang Kebahasan.
3.
Preposisi dapat disebut juga kata
sambung (kata yang menghubungkan antar kata), namun berbebtuk kata depan.
Contohnya: di, ke, untuk, dan lain-lain.
4.
Konjungsi pun hampir sama dengan
preposisi, namun konjungsi adalah kata sambung yang menghubungkan berbagai
jenis bentuk tata bahasa, mulai dari kata dengan kata, kalimat dengan kalimat,
maupun antar paragraf.
5.
Keterangan adalah salah satu unsur
kalimat yang menerangkan tentang informasi di dalam suatu kalimat.
6.
Susunan unsur sintaksis dapat dikatakan
sama dengan susunan unsur kalimat. Yaitu S-P-O-K-Pel.
7.
Penggunaan unsur sintaksis yaitu
pemakaian unsur sintaksis tersebut sehingga menjadi sebuah kalimat maupun
paragraf yang sesuai dengan kaidah tata bahas yang baik dan benar.
B.
Saran
Tentulah makalah yang penulis tulis ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah SWT. Oleh
sebab itu, penuis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada rekan-rekan yang
membaca makalah ini umumnya, dan kepada dosen pengampu khususnya. Guna
perbaikan diwaktu yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi.1998. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
Bloomfield, Leonard.1995. Language
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
http://safinaanajah.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap.html, Jum’at, 20 November 2015, 16:00 WIB.
http://wiwan-manusiabiasa.blogspot.com/2009/10/pengaruh-bahasa-inggris-di-dalam-budaya.html), Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/nickheaney.pdf. Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
Marheni. 2005. Buku
Tuntunan Membuat Karya Ilmiah. Mojokerto.
.
Sayoga.2001. Pengaruh Bahasa Inggris pada Pembentukan
Kosa-Kata Baru Berbahasa Indonesia. Bandung: CVAngkasa. Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
Tangiran, Henry Guntur.1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
Sudirin. 2014.Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa.
Metro: STAIN Jurai Siwo Metro.
Verhaar, J. W. M. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. cet:7
[1]Leonard
Bloomfield, Language Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), hal. 1
[2]http://safinaanajah.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap.html, Jum’at, 20
November 2015, 16:00 WIB.
[3]Leonard
Bloomfield, Language Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), hal.
24
[4]http://safinaanajah.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap.html, Jum’at, 20
November 2015, 16:00 WIB.
[5]Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hal. 233.
[7](http://wiwan-manusiabiasa.blogspot.com/2009/10/pengaruh-bahasa-inggris-di-dalam-budaya.html), Jumat, 20
November 2015, 16:00 WIB.
[8] Alwi, Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 1998), Jumat, 20 November 2015, 16:00 WIB.
[9] J. W. M.
Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, cet:7), hal. 162.
[11] J. W. M.
Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, cet:7), hal. 11.
0 komentar:
Posting Komentar