Pages

Makalah Perencanaan Pembelajaran mengenai Konsep, Kedudukan, Fungsi, Manfaat dan Jenis Bahan Ajar

Nelly Agustin
PAI



PEMBAHASAN
A.  Konsep Bahan Ajar
Konsep adalah ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya sumber kekayaan yang dapat diperbarui.[1]
Sedangkan, dalam sosialisasi KTSP oleh Depdiknas, dikemukakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.[2]
Bahan atau materi ajar adalah isi atau muatan ajar yang harus dipahami sisiwa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran/pendidikan.[3]
Sedangkan menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.[4]
Kesimpulan yang dimaksudkan dengan konsep bahan ajar adalah suatu ide yang dituangkan dalam menjelaskan bahan ajar. Yang dimulai dari pengertian bahan ajar, kedudukannya, fungsinya, dan lain-lain.
B.  Kedudukan, Fungsi, dan Manfaat Bahan Ajar
Kedudukan bahan ajar sangatlah penting, karena bahan ajar adalah suatu materi yang harus diajarkan. Bahan ajar adalah inti dari segala pengajaran. Apabila tidak ada bahan ajar maka tidak akan ada pembelajaran atau kegiatan belajar maupun mengajar. Dapat juga dilihat berdasarkan fungsi dan manfaat dari bahan ajar itu sendiri yamg memang pada dasarnya adalah sangat penting.
Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Kembali kepada persoalan utama, tentang pentingnya pembuatan bahan ajar, maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana di uraikan sebagai berikut:
      1.                    Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
a.       Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:
1)      Menghemat waktu pendidik dalam mengajar,
2)      Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator,
3)      Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif,
4)      Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik,
5)      Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
b.      Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara lain:
1)      Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain,
2)      Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana,
3)      Peserta didik dapt belajar sesuai kecepatannya masing-masing,
4)      Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri,
5)      Membantupotensi peserta didik untuk menjadi pelajar-/mahasiswa yang mandiri,
6)      Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.
      2.                    Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan
        Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajara dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain:
a.       Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
1)      Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini peserata didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar)
2)      Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan
b.      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
1)      Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
2)      Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi
3)      Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya
c.       Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
1)       Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri
2)       Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
Berdasarkan fungsi di atas, maka bahan ajar sangatlah bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik. Karena tanpa adanya bahan ajar, tidak akan ada kegiatan belajar maupun mengajar.

C.    Jenis-Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
    1.     Bahan cetak (printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.  Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a.       Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari.
b.      Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
c.       Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
d.      Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu.
e.       Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.
f.       Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
g.      Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.
h.      Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
Bahan cetak antara lain: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.  Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.  Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. 
Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book  is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened  together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan  buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.  Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
1.      Kompetensi yang akan dicapai
2.      Content atau isi materi
3.      Informasi pendukung
4.      Latihan-latihan
5.      Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
6.      Evaluasi
7.      Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya.  Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
d. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.  Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.  Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.  Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.
Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.   Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa  teoritis dan atau tugas-tugas praktis.   Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan.
Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.  Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
Dalam menyiapkannya guru harus   cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja.  Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. 
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau  grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.  Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik.
Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.  Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai  contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar.  Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.
Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.  Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis.  Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
1.      Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data.  Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
2.      Gambar bermakna dan dapat dimengerti.  Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
3.      Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar.  Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.
    2.     Bahan ajar dengar (audio) seperti: kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
    3.     Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti:  video compact disk, film.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)  seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compac disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials)


[1] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 220.
[2] Depdiknas, Panduan Pemgembangan Bahan Ajar, 2008, tersedia  di http://smpn1 pasarkemis.files.wordpress.com, diakses pada tanggal 4 Maret 2016).
[3] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, cet 5), hal: 114.
[4] http://smpn1pasarkemis.files.wordpress.com, diakses pada tanggal 4 Maret 2016).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Nelly Agustin Education. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online